Judul Buku: Sejarah Perkembangan
Islam di Jawa Barat
Penulis: Prof. Dr. Hj. Nina Herlina
Lubis, M.S., dkk.
Penerbit: Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia
Tahun: 2011
Jumlah Halaman: 445
Orang sering mengatakan bahwa “Sunda itu Islam dan Islam itu Sunda”. Fakta
menunjukkan bahwa mayoritas orang Sunda beragama Islam dan agak aneh bila orang
Sunda beragama bukan Islam. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mengungkapkan
bagaimana Islam masuk ke wilayah Tatar Sunda, bagaimana penyebarannya, dan
jejak apa yang ditinggalkan oleh para penyebar Islam.
Jejak Islam, dapat dilacak dalam tinggalan fisik berupa mesjid tua seperti
Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon atau Masjid Agung Banten di Serang,
juga Masjid Agung Manonjaya, dengan gaya arsitektur khas awal abad ke-19, atau
Masjid Agung Bandung, Sumedang, atau Tasikmalaya dari masa akhir abad ke-19,
yang sudah banyak berubah karena dipugar. Tinggalan lama itu juga terbaca dalam
bentuk naskah-naskah lama, bangunan pesantren, bahkan makam-makam yang
dikeramatkan yang dikunjungi para peziarah dengan berbagai maksud.
Kaum ulama terkemuka yang makam dan pesantrennya dapat ditemukan di
berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat, menunjukkan bahwa Islam memang
inheren dalam kehidupan masyarakat Sunda. Kaum ulama ini, yang ternyata
memiliki jaringan yang erat satu sama lain, baik dilihat dari hubungan keilmuan
(guru dan murid) maupun hubungan keluarga (dengan adanya perkawinan antar
anak-anak para ulama). Fenomena yang menarik terjadi ketika agama Islam juga
terefleksikan dalam kehidupan berorganisasi, baik organisasi massa maupun organisasi
politik. Muhamadiyyah, yang tidak lahir di Jawa Barat, ternyata banyak diterima
masyarakat. Demikian juga Nahdlatul Ulama (NU), dengan segala kekhasannya
nampak jelas di Priangan Timur. Persatuan Islam (Persis) yang ajarannya cukup
“keras” justru lahir di Kota Bandung pada masa awal pergerakan nasional.
Mathlaul Anwar, meskipun tidak cukup besar, namun ada juga cabang-cabangnya
berdiri di berbagai kabupaten di Jawa Barat. Sebuah organisasi yang dibangun
oleh dua orang ulama, K. H. Ahmad Sanusi dari Sukabumi dan K. H. Abdul Halim
dari Majalengka, adalah Persatuan Umat Islam. Bila pada masa sekarang
Muhamadiyah dan NU “melahirkan” organisasi politik (PAN dan PKB), PUI malah
dimasuki anggota-anggota yang berasal dari berbagai organisasi politik, apakah
itu dari Golkar, PAN, PKS atau yang lainnya.
Organisasi-organisasi ini juga melahirkan lembaga-lembaga pendidikan yang
hidup dan berkembang terus hingga kini. Ajaran Islam itu sendiri di Tatar Sunda
ini terwujudkan dalam bentuk tarekat, yang berwarna-warni, yang hingga sekarang
hidup di kalangan masyarakat, mulai dari Tijaniyah, hingga Satariyah. Bahkan
pada abad ke-20 ini muncul fenomena baru: tassawuf modern, yang menarik
perhatian kaum muda.
Download ebook Sejarah Perkembangan
Islam di Jawa Barat pdf via Google
Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar