Judul Buku: Islam
Militan
Penulis: GH Jansen
Penerbit: Penerbit Pustaka
Tahun: 1980
Jumlah Halaman:
335
Buku ini berisi mengenai analisa penulis mengenai Islam
militan di seluruh dunia. Islam yang fundamental, yang memegang teguh
akar-akarnya dan fondasi-fondasi keagamaannya. Dimulai dari pembahasan
mengenai apa itu islam yang dirangkum dengan tema Totalitas Islam, penulis
menggambarkan dengan ringkas tentang islam pada umumnya. Tidak mengejutkan jika
pembaca justru mendapatkan pemahaman baru mengenai Islam
dan sejarahnya di buku ini. Pembaca yang “umum” yang belum memahami Islam akan sangat terbantu untuk memahaminya
dengan hanya membaca bab ini.
Penggambaran yang dilakukan oleh penulis adalah, betapa Islam
adalah agama yang mencakup seluruh segi kehidupan dan menyeluruh. Islam adalah
agama yang akan tetap hidup, dari sejak ia ada.
Dalam bab Vitalitas Islam, penulis mulai mengenalkan apa itu islam militan.
Dari bab ini kita akan tahu betapa Islam adalah agama yang sangat kolot sekaligus
eksklusif, kaku sekaligus tegas. Islam memiliki vitalitas yang tinggi dalam hal
mempertahankan ajarannya. Dalam suatu masa selalu saja ada segolongan umat yang
mempertahankan hal itu. Di sini juga
digambarkan bagaimana dengan Islam bisa
berkembang sangat cepat dibandingkan agama-agama terdahulu. Digambarkan
bagaimana Islam telah cepat berkembang di negara-negara Afrika
dan Asia, serta di negara-negara
dunia ketiga. Bukan hanya kuat untuk melawan tantangan-tantangan fisik dalam
peperangan, Islam juga
punya vitalitas yang tinggi dalam membendung arus modernisasi yang dapat
melunturkan ajarannya. Ini juga ada kaitannya dengan bab selanjutnya yang
membahas tantangan Islam
militan.
Di bab Tantangan dijabarkan hal-hal yang selama ini menjadi tantangan bagi Islam secara umum. Mulai dari konflik
antaragama, perang fisik, penjajahan, perang pemikiran, modernisasi dan
industrialisasi. Ada dua agama kuat di dunia ini: Islam dan Kristen. Keduanya
mempunyai akar sejarah yang sama dan sama-sama monotheis, namun justru inilah
yang membuat kedua agama ini menjadi agama yang saling berseteru dan bersaing.
Namun, menurut penulis dari buku ini, sesungguhnya Kristen tidak pernah
benar-benar menjadi saingan Islam. Sekeras apapun kaum misi menyerbarkan agama
Kristen, mereka sampai pada kesimpulan bahwa mungkin mudah bagi mereka mengajak
masuk Kristen bagi orang-orang pelebegu (istilah yang dipakai penerjemah untuk
mengatakan kaum animisme), namun
butuh usaha yang sangat keras untuk menjadikan seorang yang sudah Muslim
menjadi Kristen. Alih-alih menjadikannya Kristen taat, usaha maksimal yang bias
mereka lakukan adalah hanya mengganti statusnya saja, dengan budaya Islam yang masih akan sangat melekat kuat pada
satu orang atau satu kaum.
Tantangan fisik seperti penjajahan dan peperangan tidak lain adalah lahan Jihad bagi umat Muslim.
Sedangkan bagi kaum lain yang menyerang Islam, mereka bisa membawa bermacam
kepentingan termasuk kepentingan ekonomi, politik, dan agama, jadi disini umat
Islam sama sekali tidak bisa bersantai.
Tantangan selanjutnya yang bisa dikatakan sebagai tantangan paling mengerikan
bagi umat Islam adalah perang pemikiran. Diulas secara terpisah, bagaimana kaum
yang lain mencoba mencoba melakukan pembodohan melalui jalur pendidikan, baik
batasan-batasan yang diberlakukan hingga system yang dibuat sama sekali
westernis. Masih dari dunia pendidikan, selanjutnya bagaimana kaum orientalis
menjadi suhu-suhu dan guru-guru bagi orang Islam yang ingin belajar Islam
adalah suatu keganjilan yang nyata. Dan dari sinilah pemikiran sarjana-sarjana
muda Islam mulai terakulturasi oleh pendidikan barat. Terbukti dengan
pernyataan Hurgonje yang kurang lebih berbunyi “Tidak
ada harapan yang bisa diterima akal untuk mengubah sejumlah besar pengikut
Muhammad menjadi penganut agama Kristen sekte manapun…….. tidak dapat disangka
bahwa satu-satunya yang mereka inginkan hanyalah membawa pengikut Muhammad
supaya enggan menerima agama islam sepenuhnya.”
Dan mungkin kita bisa merasakan dampak serangan intelektualitas dan budaya itu
sekarang.
Dari bab 4 sampai akhir, buku ini menjelaskan bagaimana Islam menghadapi semua
cobaan itu. Melalui bab berjudul “Jawaban”
diterangkan resolusi-resolusi kaum Islam
militan menghadapi tantangan tersebut, dengan
kesimpulan bahwa akan sangat susah bagi Islam untuk menghasilkan “pemikiran
kembali Islam dalam istilah-istilah modern” untuk mengahadapi era saat ini.
Tidak lain dikarenakan oleh sifat dasar Islam itu sendiri. Karena “pemikiran
kembali Islam” bisa berarti bukan Islam.
Kemudian di bab 5 digambarkan gerakan-gerakan Islam militan di
abad 20-an yang terjadi di banyak negara,
baik di Afrika, Timur Tengah dan bahkan Asia Tenggara yang
diperlopori oleh Indonesia. Dan di bab terakhir konsep yang selama ini masih
terus digarap oleh kaum Islam Militan masa kini apakah apakah akan membentuk
“Negara Islam” atau “Tatanan Negara Islam Modern”.
Di bagian Epilog penulis seperti melakukan ringkasan apa yang mungkin terjadi
pada Islam Militan di negara-negara
Islam. Menurut penulis, dari semua negara-negara
Islam tersebut, yang mempunyai masa depan cerah
mengenai perkembangan Islam Militan-nya adalah Mesir dengan Ikhwanul
Musliminnya, Sudan dengan Ikhwanul Muslimin setempat dan partai Ummat di bawah
pimpinan Sadeq Al-Mahdi. Afrika Barat juga memiliki masa depan yang cerah.
Negara-negaranya seperti Tunisia, Aljazair, dan Maroko dipimpinan oleh
orang-orang Islam yang militan ditambah gerakan-gerakan radikal berbasis kampus
mirip Ikhwanul Muslimin yang juga ada disana.
Sedangkan untuk negara-negara
seperti Indonesia dengan Nasionalisme Sekulernya, Pakistan yang sulit membawa Islam ke ranah tata negara
dan fanatik golongan yang kuat, Iran juga dengan
fanatisme golongan yang kuat, Afganistan yang sangat kolot, Turki yang Sekuler,
Irak, Syria dan Lebanon yang lebih banyak mengurusi golongan (sekte)nya dan
menimbulkan perpecahan, Palestina kota suci tiga agama itu bahkan mempunyai masalah yang lebih kompleks, Saudi
Arabia dengan Monarki Absolut yang tamak menjadikan Islam Militan sulit
berkembang disana.
Hingga semuanya itu sampai pada kesimpulan bahwa penulis tetap menyarankan
bahwa Islam memang harus melunak jika ingin mencapai kemajuan seperti halnya
Kristen. Namun di saat yang bersamaan itu juga tidak
mungkin. Karena Islam Militan yakin sepenuhnya akan kebenaran
kepercayaan-kepercayaannya. Islam Militan tidak akan menjadi lunak atau
bertoleransi secara berlebihan. Ia tak akan berhenti berjaung secara mental,
spiritual dan material sampai saat keyakinan-keyakinannya membentuk masa depan
setiap negara muslim.
Download ebook Islam
Militan pdf via Google Drive
Tidak ada komentar:
Posting Komentar