Judul Buku:
Kisah-Kisah dari Tanah Merah
Penulis: Tri Ramidjo
Penerbit: Ultimus
Tahun: 2009
Jumlah Halaman: 216
Tri Ramidjo, lahir di Grabag Mutihan, Kutoardjo—Jawa Tengah, 27 Februari
1926. Di zaman pendudukan Jepang mengikuti Sekolah Latihan Perwira AD dan lulus
terbaik. Pada tahun 1948—1949 pernah menjadi penarik becak sambil belajar
sendiri hingga lulus SMP dan SMA. Pernah bekerja di Algemeene Volks Crediet
Bank, Departemen Pekerjaan Umum, dll. Pernah belajar sedikit tentang ekonomi di
Jepang, lulusan Fakultas Ekonomi dari Universitas Waseda, Tokyo, angkatan
1962—1967.
Pekerjaan yang terberat adalah bekerja di “Proyek Kemanusiaan”—Soeharto Orba—di
Pulau Buru sebagai petani paksa kalau tidak mau dikatakan sebagai “tapol”.
Pernah menjadi pengasah pisau dan gunting keliling daerah Menteng, Jakarta
Pusat. Pernah menjadi pengajar bahasa Indonesia untuk orang asing terutama
orang Jepang dan mengajar bahasa Jepang untuk orang Indonesia. Sekarang menjadi
penganggur dan pelamun masa depan yang gemilang yang belum juga kunjung datang.
Buku ini semacam memoar berupa catatan-catatan berupa kenangan dan renungan
hidup seseorang. Buku ini bukan jenis buku fiksi. Memang mengandung fiksi juga,
dalam arti renungan dan penilaian jalan hidupnya sendiri. Dengan demikian semua
tulisan sebenarnya ada fiksinya, yakni subjektivitas penulisnya. Pengetahuan
objektif itu tidak ada. Setiap pengetahuan membawa diri dan sikap “yang memberi
tahu”. Tri Ramidjo adalah “korban” perjuangan kemerdekaan orang tuanya. Orang
tuanya adalah “korban” dari perjuangan ideologisnya. Kita sedang memasuki alam
pikiran para korban ini. Kalau saya Tri Ramidjo zaman itu, apakah saya akan
berpikiran dan berperasaan semacam itu? Dan bagaimana kalau saya adalah Tri
Ramidjo itu? Jangan melakukan hal-hal yang orang lain tak ingin melakukannya
padamu. Itulah ajaran hampir semua kepercayaan, yakni menekan dalam-dalam
egoismenya. Buku ini mengungkapkan pikiran seorang korban, baik dari zaman
Digul maupun zaman orde baru. Pembaca tidak harus mengakui kebenarannya, tetapi
memahami kebenaran menurut dirinya. Pembaca diajak memasuki pikiran dan
perasaan korban. Yang dibuang dan yang ditahan di kamp itu adalah saya sendiri
yang berpola pikir seperti dia. Di situlah baru Anda mengadili “secara objektif”
diri sendiri dan yang lain itu. (Jakob Sumardjo)
Download ebook Kisah-Kisah dari Tanah Merah pdf via Google Drive:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar