Judul Buku : Asmara
Nababan: Oase Bagi Setiap Kegelisahan
Penulis : J. Anto dan
P. Hasudungan Sirait
Penerbit : Perkumpulan Demos
Tahun
: 2011
Jumlah Halaman : 325
“Legasi atau peninggalan Asmara di Komnas HAM antara lain
adalah prinsip bahwa kepentingan satu orang, kepentingan individu, setara
dengan kepentingan kolektif. Namun di sisi lain dia bisa menerima apa adanya
kepentingan nasional; sesuatu yang jarang diterima para pengiat LSM yang sudah
tidak lagi melihat batas-batas nasional.” (Marzuki Darusman)
“Kami seperti punya kesamaan jiwa. Bisa
dikatakan seperti mendengarkan drum atau gendering yang sama, yang tak didengar
orang lain. Masing-masing kami, dalam berbagai jalan, tetapi dipandu gendering
besar. Sata merasa, kami sejalan. Asmara Nababan, Marzuki Darusman, Albert
HAsibuan, dan saya, sejalan. Dua orang Kristen, satu Islam, satu orang Sikh.
Para politisi bilang, kami ini awalnya meeting of mind yang belakangan menjelma
menjadi meeting of heart.” (Harbrinderjit Singh Dillon)
“Saya mengenal Asmara lebih baik ketika dia
menggantikan Baharuddin Lopa sebagai Sekretaris Jendral Komnas HAM. Asmara
adalah sosok yang sabar dan tidak ingin menonjol. Daya analisanya tajam, dan,
yang utama, dia sangat bersemangat dalam mempromosikan dan menegakkan HAM.
Sebagai Sekjen Komnas HAM dia ada di kantor setiap hari. Kalau saya memerlukan
dia untuk Komnas HAM, dia selalu ada di tempat.” (Albert Hasibuan)
“Asmara meyakini demokrasi akan mengubah kondisi
ini, meski tak pernah terbayangkan bahwa demokrasi yang terjadi selama
bertahun-tahun kemudian masih dipahami sebatas suara mayoritas. Demokrasi jenis
itu lebih berkutat di ranah procedural, belum menyentuh substansinya, sehingga
tekanan terhadap suatu kelompok dilakukan dengan mengatas-namakan demokrasi.” (
Zoemrotin K. S.)
Download ebook Asmara Nababan: Oase Bagi Setiap
Kegelisahan pdf via Google Drive:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar