Tanggal Rilis: 07 April 2021
52 - Cinta Platonis Seorang Inggit Garnasih
62 - Roehana Koeddoes, Wartawati Pertama Indonesia
104 - Perempuan Keraton dalam Perubahan Zaman
Para Perempuan Indonesia Nan Digdaya
“Perempuan itu persoalan yang tidak pernah
selesai di Indonesia,” ujar Arswendo Atmowiloto pada sebuah acara. Dia
berseloroh sembari menanggapi opini masyarakat yang seolah ingin mengatur
apapun berkait perempuan—dari busana sampai kehidupan sosialnya. Kita
bertanya-tanya, mengapa masyarakat cenderung menuntut imaji-imaji sosok perempuan,
yang mungkin tidak sesuai lagi dengan semangat zaman?
Pada edisi ini kami menampilkan sosok-sosok
perempuan inspiratif dari zaman yang berbeda. Kita boleh menyebut mereka
sebagai para perempuan digdaya. Pada masa silam kata “digdaya” kerap dikaitkan dengan
“sakti”, “ampuh”, atau “tak terkalahkan”. Namun, seiring perkembangan zaman,
kini kita bisa menyematkannya kepada seorang yang berilmu. Tanpa ilmu dan
pengetahuan, kita tidak pernah sampai pada dunia yang sekarang.
Majalah mungil ini membingkiskan sejumput cerita
sampul tentang Soerastri Karma Trimurti. Dia dikenal sebagai jurnalis dan tokoh
yang mengawali kiprahnya dalam pergerakan pemuda pada 1930-an. Sosok inspiratif
berikutnya adalah Roehana Koeddoes, yang ditahbiskan sebagai jurnalis perempuan
pertama Indonesia; dan Inggit Garnasih sebagai perempuan yang menginspirasi dan
mandukung gagasan Bung Karno. Kebetulan para perempuan itu hidup sezaman.
Sejatinya, sebelum era Kartini,
perempuan-perempuan Nusantara sudah memiliki peran dalam sistem sosial dan
politik. Kerajaan Majapahit di Jawa Timur pernah dua kali dipimpin oleh
perempuan Bhre Kahuripan (abad ke-14) dan Prabhustri (abad ke-15). Di Aceh,
Keumalahayati menjadi laksamana perempuan pertama di dunia modern, dengan
armadanya yang didukung lebih dari 2.000 janda pada abad ke-16. Bahkan, bumi
dan kesuburan kerap disimbolkan sebagai sosok perempuan atau ibu. Sejak edisi
ini, kami akan lebih memantapkan dalam pembahasan biografi , histori, dan
tradisi. Ikuti jargon #KitaDigdaya untuk Indonesia berdaya.
Link Download


Tidak ada komentar:
Posting Komentar