Tanggal rilis: 25 April 2019
22 – Dengan Siasat Makanan Sehat Bisa Tetap Enak
62 – Gigi Rapi Meski Tanpa Kawat
116 – Lahirnya Konten Lucu dari Kamar Kos
Ras Juru Masak dan Kembalinya Santap Mentahan
Saya kerap membawa bekal dari rumah. Isinya beberapa butir tomat ceri, seuntai
kemangi, atau seikat seledri. Setiap mengeremus atau mencabik sayuran tadi,
saya merasakan bilah-bilah teksturnya. Ada upaya mengunyah lebih lama supaya
saya bisa lebih mudah menelannya. Ada kiat berbeda bila menyantap sayuran yang
dimasak.
Kadang saya membayangkan diet yang dijalani Homo Erectus, nenek moyang kita,
yang masih mengunyah-ngunyah santapan mentah. Tanpa proses pengolahan dengan
api, mereka mendapatkan nutrisi lebih banyak. Namun, energi untuk mencerna pun
jauh lebih besar. Baru sekitar 300.000 tahun silam, mereka menemukan api untuk
keperluan sehari-hari. Sejak api ditemukan, manusia memiliki perbedaan besar
dengan hewan.
Yuval Noah Harari dalam bukunya bertajuk Sapiens, mengungkapkan bahwa evolusi
cara berpikir telah menempatkan manusia sebagai “ras juru masak”. Sejak
mengolah makanan dengan api, manusia bisa menyantap lebih beragam menu makanan.
Usus memendek, sehingga energi pun banyak tersimpan.
Kadang, kita harus berhenti sejenak dan menengok perjalanan evolusi kita, plus
dan minusnya. Kini, diet santap makanan alami kembali digemari. Jenis makanan
yang dikonsumsi pun berupa sayur-sayuran, buah-buahan dan kacangkacangan
mentah, bukan hewani.
Yds. Agus Surono, reporter senior kami, memberi landasan berpikir bahwa bahan
makanan yang kita masak, sejatinya mengalami penurunan nutrisi. Ada baiknya
kita pun memiliki menu bersantap kombinasi. Jadi apa saja yang harus disiapkan
jika kita ingin berdiet dengan cara alami? Pada edisi menyambut Bulan Puasa ini
kami menyajikan cerita sampul Memetik Nutrisi dari Makanan Alami. Kita bisa
coba gaya diet ini demi kebutuhan nutrisi.
Yuk, siapkan menu santap mentahan untuk sambut Ramadan!
Link Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar