Judul Buku: Farmasi dalam Perspektif Islam
Penulis: Haris
Munandar, S. Farm., M.Si.
Penerbit: CV.
Manhaji
Tahun: 2020
Jumlah Halaman: 112
Islam adalah agama yang didasarkan pada wahyu, berasal dari
Allah SWT dan merupakan agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk
menyempurnakan agama yang dibawa oleh para nabi sebelumnya.
Farmasi dalam bahasa Inggris: pharmacy , bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat
adalah salah satu bidang profesional
kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmukimia, yangmempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
Ruang lingkup dari praktik farmasi
termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien
(patient care) di antaranya layanan
klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.
Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400-1600an. Institusi farmasi Eropa
pertama kali berdiri di Trier,
Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.
Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa
bertugas di institusi-institusi baik
pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit,
industrifarmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan. Pada zaman global ini, orang menganggap bahwa kemajuan ilmu farmasi
berasal dari Barat. Padahal kemajuan
yang dicapai Barat tersebut tidak lepas dari zaman sebelumnya, yakni dunia Islam. Para ilmuwan farmasi Muslim selain menguasai riset-riset ilmiah di bidang
farmasi, mereka juga berhasil membuat
komposisi, dosis, tata cara penggunaan, dan efek dari obat-obatan (baik obat
sederhana maupun obat campuran). Masa kejayaan Islam merupakan masa di mana ilmu farmasi mencapai puncaknya.
Tokoh-tokoh ilmu farmasi seperti Jabir bin Ibnu Hayyan, Ibnu Masawayh, Al-Kindi, Sabur Ibnu Sahl,
AtTabari, Ar-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu Sina,
Al-Biruni, Al-Ghafiqi, Ibnu Zuhr, Ibnu Thufayl, Ibnu Rusyd, dan Ibnu Al-Baythar menjadi orang-orang di
barisan terdepan bahkan beberapa
karya mereka masih dijadikan rujukan dalam ilmu farmasi dan kedokteran hingga abad modern baik di negara Timur maupun di negara Barat (Sudewi, 2007). Eksistensi ilmu farmasi (syadanah, bahasa Arab) tidak terlepas dari sejarah
perkembangannya yang merupakan suatu
proses panjang tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri. Pada setiap fase perkembangan
ilmu farmasi muncul sesuatu yang baru
dan memiliki karakteristik setiap masanya. Pada masa kejayaan Islam, ahli farmasi ternama silih berganti hadir. Karya
dan pemikiran mereka menjadi sumbangan signifikan yang mempengaruhi perkembangan ilmu farmasi hingga saat ini.
Perkembangan farmasi Islam yang
digerakkan oleh para ilmuwan Islam berhasil mengukir prestasi dalam dunia farmasi, seperti diungkapkan Howard R Turner bahwa ilmuwan muslim telah menyumbang
banyak hal dalam bidang farmasi dan
pengaruhnya sangat luar biasa terhadap Barat.
Fase perkembangan farmasi pada masa keemasan Islam ini, para dokter, ahli kimia dan farmasi
muslim berhasil melakukan penelitian
ilmiah, menciptakan ramuan-ramuan
dalam pengobatan (komposisi, dosis,
dan efek dari obat-obat sederhana dan campuran).
Selain menguasai bidang farmasi, masyarakat muslim adalah
sebagai peradaban pertama yang
memiliki apotek dan tokoh obat. Howard R Turner
dalam bukunya Science in Mediavel Islam, umat Islam mulai menguasai farmasi setelah melakukan
gerakan penerjemahan secara besar-besaran
di era Kekhalifaan Abbasiyah. Pada abad ke-7 sampai abad ke-12, para ilmuwan muslim secara khusus memberi perhatian untuk melakukan investigasi atau pencarian
terhadap beragam produk alam yang
dapat digunakan sebagai obat-obatan.
Tokoh-tokoh Islam pada masa kejayaan Islam tersebut berperan penting dalam ilmu kedokteran dan farmasi
tergambar dalam kitab-kitab yang mereka hasilkan. Realitas ini dapat menepis
dugaan selama ini, seolah-olah
pengetahuan farmasi lahirnya dari Barat, padahal
kenyataannya dunia farmasi Islam telah lebih dahulu unggul lebih dahulu dibandingkan Barat. Ilmuwan
muslim mengalami perkembangan pada
saat perkembangan ilmu di Barat (Eropa) terhenti yang disebut zaman gelap (dark age) antara abad ke-7 sampai dengan abad ke-12. Perkembangan selanjutnya,
setelah era keemasan Islam mencapai
kejayaan yang amat luar biasa tersebut, perlahan kemudian memudar, hingga akhirnya ilmu farmasi
kemudian dikuasai oleh Barat sampai
saat ini (Sudewi, 2017).
Download ebook Farmasi
dalam Perspektif Islam pdf via
Google Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar