Judul
Buku: Musyawarah Burung
Penulis: Fariduddin Attar
Penerbit: Pustaka Jaya
Tahun:
1986
Jumlah
Halaman: 253
Sebuah karya dari sufi Fariduddin Attar. Sebagai pendahulu Rumi Attar
memang sudah menulis hampir dua ratus ribu sajak. Musyawarah Burung yang
dicetak oleh Pustaka Jaya ini adalah hasil terjemahan dari Bahasa Inggris.
Sedangkan terjemahan bahasa Inggris itu dari terjemahan bahasa Perancis yang diterjemahkan
pula dari bahasa Persia. Yang lebih dekat dengan bahasa aslinya.
Buku ini memuat kisah-kisah tentang burung, manusia dan pergumulannya
spiritualnya. Banyak juga alegori-alegori yang sarat hikmah. Kita akan begitu
terpana membaca bagian awal betapa dalam Musyawarah Burung ini Attar
menceritakan kuasa Tuhan dan kerajaannya dengan begitu puitis. Bahasa yang
merdu dengan banyak metafor yang pas dan wah.
Selain itu buku ini dilengkapi dengan catatan kaki yang ditambahkan oleh penerjemah.
Ia pun mengutip dari Alquran terjemahan bahasa Inggris.
Jangan membayangkan bahwa buku ini berisi dongeng-dongeng tentang binatang.
Isinya adalah petulangan jiwa manusia yang dimetaforkan dengan burung. Kemudian
kisah atau cerita itu dibungkus dalam paragraf pendek-pendek. Kalau boleh ini
dinamakan alegoris atau aforisme. Atau cerita hikmah tentang perjalan spiritual
manusia menuju Tuhan.
Fariduddin Attar, penulis buku ini terbiasa menulis sajak. Buktiknya 200
ribu sajak sudah ia tulis. Oleh karena itu pada Musyawarah burung ini bahasanya
juga merdu dan liris. Meskipun ia sedang menulis prosa.
Hud-hud, bul-bul yang mencari Simurgh. Itulah inti kisah di dalam buku ini.
Meskipun demikian, banyak tokoh lain yang diselipkan seperti Daud, Musa, Para
Darwis, dan beberapa nama lain.
Secara bahasa, seperti yang sudah dikatakan di awal, buku ini menggunakan
bahasa yang indah. Penuh dengan perumpamaan. Seperti: manusia itu ibarat burung
yang terkurung di dalam peti. Mati itu adalah terbukanya pintu peti itu. Dan
burung-burung yang siap, yang sudah kuat sayapnya akan terbang menuju Tuhan.
Hidup adalah mempersiapkan sayap.
Lalu pertanyaan seperti yang ada di lirik lagu itu. Jika surga dan neraka
tak pernah ada, masihkah kau bersujud kepadanya. Jika surga dan neraka tak
pernah ada masihkah kau menyebut namanya.
Di dalam buku ini juga ada yang demikian dengan redaksi yang berbeda.
Buku ini terdiri dari 7 bagian :
Pengantar; Madah Doa; Burung-burung berkumpul; Musyawarah Burung; Akhirul
Kalam; lalu disusul dengan mini biografi Attar dan catatan tentang kaum sufi.
Catatan tentang kaum sufi
Sebutan Sufi diturunkan dari kata suf, bulu domba—jubah bulu domba kaum
zahid. Kaum sufi mengikuti ajaran batiniah dari Quran. Bersama dengan sistem
pemikiran yang berdasarkan petunjuk-petunjuk dari kitab suci mereka, mereka
mempunyai metoda yang praktis untuk menyempurnakan diri sendir, yang diajarkan
secara lisan. Dengan latihan-latihan, pemgambilan sikap dan tarian,
tenaga-tenaga insan yang senantiasa terlucut dari dirinya, akan bias
dimanfaatkan dan diarahkan untuk pengembangan batin dan peningkatan kesadaran.
Maksud dan tujuannya ialah persatuan jiwa dengan Tuhan. Mungkin ada saat-saat
pendahuluan tentang ini—saat saat penyingkapan keinsafan (revelation), dan
haru—gembira (ecstasy)—“karunia-karunia”, demikianlah biasa disebutkan, tetapi
persatuan dengan Tuhan, harus diusahakan; harus ada usaha yang terus-menerus.
Download ebook Musyawarah Burung pdf via Google Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar