Judul Buku: Kritik Hermeneutik Sastra
Kenabian
Penulis: Puji Santosa
Penerbit:
Elmatera
Tahun:
2017
Jumlah
Halaman: 454
Kritik Hermeneutik Sastra
Kenabian menyajikan hasil penelitian kritik
hermeneutik genre sastra kenabiaan yang ditulis oleh 36 penyair
sastrawan Indonesia, antara lain, Sunan Kalidjaga, Amir Hamzah,
Chairil Anwar, Sitor Situmorang, Subagio Sastrowardoyo, Sapardi
Djoko Damono, Goenawan Mohamad, Taufiq Ismail, Abdul Hadi W.M.,
Sutardji Calzom Bachri, Remy Sylado, Emha Ainun Nadjib, AD Donggo, Asep
Sambodja, dan Dorothea Rosa Herliany dengan pendekatan hermeneutik,
resepsi sastra, dan intertekstual. Hasil penelitian membuktikan bahwa makna
kehadiran genre sastra kenabian memberi pembelajaran
kepada umat manusia tentang:
- Keagungan atau kebesaran Tuhan yang tidak
tertandingi oleh siapa pun yang ada di dunia ini atas karsa dan
kuasanya, tiada tara menguasai jagad raya semesta alam
seisinya;
- Kebijaksanaan Tuhan dalam menentukan kodrat
dan iradatnya, segala sesuatunya selalu serba maha
bijaksana dalam menentukan takdir hidupnya setiap makhluk ciptaan-Nya;
- Keadilan Tuhan yang sungguh-sungguh
mahaadil sesuai dengan buah perbuatan setiap umat, selalu tepat mengenai rasa
keadilan itu, yang adilnya tiada tara, seadil-adilnya;
- Kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas,
meliputi alam semesta seisinya; dan
-
Juga menjadi pasemon firman
Tuhan yang tidak terucapkan melalui lisan atau sastra yang tidak
tertuliskan, disebut sebagai kalam
ikhtibar atau kalam
maujudiyah yang hanya dapat ditangkap dengan kecerdasan umat yang
senantiasa berbakti, atau dengan indra umat yang senantiasa sadar,
beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Suatu
analisis kritik sastra yang tajam dan mendalam
serta mampu memberi banyak wawasan tentang nilai-nilai
kenabian, meliputi (1) amar
maruf, menyuruh berbuat kebajikan atau disebut humanisasi ialah pemanusiaan
manusia untuk mengembalikan pada fitrahnya sebagai makhluk sosial budaya;
(2) nahi munkar, mencegah
kemungkaran atau disebut liberasi ialah
pembebasan diri dari segala jeratan yang membelenggu manusia dari sistem sosial
budaya yang menindas dan memperbudaknya; dan (3) tu’minu nabillah, beriman kepada Allah atau disebut transendensi ialah keterlampauan
dari realitas materi hingga membawanya ke dalam ruang keyakinan, keberimanan
kepada Allah dengan haqulyakin.
Ketiga hal ini bersifat integral, kesatuan, dan komprehensif, maka tidak dapat
dipisah-pisahkan secara atomatis.
Sastra
kenabian menempati posisi sentral sebagai wujud nyata kreativitas estetis,
transformasi nilai-nilai budaya kegamaan yang diramu dengan budaya Nusantara
sebagai wujud nyata gerak budaya, serta reaktualisasi filosofi dan nilai-nilai
kebijaksanaan menjadi pengukuh pedoman arah kebijaksanaan hidup.
Download ebook Kritik Hermeneutik
Sastra Kenabian pdf via Google Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar